Hukum Sebab Akibat...

iklan murah


Jaman modern sekarang ini, banyak orang mulai lagi tidak percaya Hukum Karma / Hukum Sebab Akibat, mereka tidak menyadari, bahwa anggapan itu akan meninggalkan banyak malapetaka di masyarakat.

Di dalam surat kabar, majalah-majalah, hampir setiap hari dimuat berita-berita yang kurang menyenangkan, misalnya: pembunuhan, perampokan, penipuan, perkosaan, dll. Bisa diduga, yang berani berbuat demikian itu, pastilah orang-orang yang tidak menyadari adanya hukum karma, sehingga mereka tidak takut-takut dan berani menyerempet bahaya.

Seseorang yang menyadari keberadaan hukum karma, tentu saja tidak akan mau dan berani berbuat yang sedemikian jahat itu, karena mereka takut di kemudian hari akan tertimpa hukum karma dan menyusahkan dirinya sendiri. Tetapi bagi orang yang tidak percaya hukum karma, maka dia akan tidak peduli, dan tidak takut berbuat yang jahat-jahat karena tidak percayanya dengan hukum karma / pembalasan, dan mengganggap hukum karma itu tidak ada, jadi kalau berbuat sesuatu tentu saja dengan sadis, yang diutamakan hanyalah keuntungan hari itu saja, tidak memikirkan yang akan datang.

Andaikata semua umat manusia begitu pemikirannya, apakah tidak kacau dunia ini?

Bila orang yang tidak percaya hukum karma / pembalasan itu makin banyak, maka masalah di masyarakat akan makin banyak dan makin runyam.

Orang yang sangat meyadari adanya hukum karma, tidak akan merugikan dan menyakiti orang lain, karena mereka tahu bahwa semua itu ada perhitungannya tersendiri dan ada balasannya tersendiri, berbuat jahat itu pada akhir sama juga dengan menyakiti dan seakan menelan pil pahit bagi diri sendiri.

Bila kita semua tidak menyakiti dan merugikan orang lain dan tidak mau berbuat jahat, maka tentulah sudah damai di dunia.

Juga orang yang menyadari, mengerti / percaya hukum karma itu biasanya mempunyai sifat mengalah, karena mereka mengerti, mengalah itu juga ada manfaatnya di kemudian hari, apalagi mereka sedang memupuk juga moralitas yang tinggi untuk dirinya.

Ingat, menanam apa akan menuai apa!
Itu sudah pasti!


Siapa yang menanam kebaikan ia bakal memetik buah manis kebaikan yang melimpah.Dan siapa yang menanam pohon kejahatan, tidaklah jatuh buahnya kecuali kepada dirinya sendiri.

Jika kita tahu nanti kiamat, atau besok kiamat, atau minggu depan kiamat, apa kira-kira yang akan kita lakukan ? Pasti di antara kita ada yang menjawab saya akan shalat terus. Saya akan berpuasa. Saya membaca tahlil terus. Saya membaca Al-Qur’an. Sekitar itulah kira-kira jawaban kebanyakan diantara kita.

Jawaban itu bukan tidak benar,tidak juga salah, dan tidak boleh juga diremehkan. Tetapi yang tidak boleh adalah, bila jawaban itu mempersempit makna ibadah dan bekal yang seharusnya di bawa keakhirat hanya sekitar amalan itu. Mengapa…?

Rasulullah Saw, bersabda:
“Jika hari kiamat datang, sementara ditangan salah seorang di antara kamu adalah benih (biji), bila ia sempat menanamnya sebelum terjadi kiamat itu, maka hendaklah ia menanamnya.”(HR.Ahmad).
Pasti sangat mengejutkan. Nanti atau besok kiamat tapi kita masih diperintahkan untuk menanam tanaman. Untuk apa?

Pertama: Tentu saja bahwa ibadah itu bukan hanya shalat,puasa, dan sejenisnya yang dikenal sebagai ibadah mahdlol (ritual). Tetapi bercocok tanam, berdagang,dan sejenisnya ; usaha untuk mencari rezeki adalah ibadah yang juga berpahala sebagai bekal hidup diakhirat, bukan hanya untuk hidup didunia.

Kedua: Kita di ajari akar selalu optimis, tidak mudah pesimis. Kebaikan apapun yang kita tanam, pasti akan tumbuh dan pada gilirannya insya Allah berbuah.

Ketiga: Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, sesempit dan sekecil apapun. Meski besok kiamat, dan meski hanya satu biji benih di tangan kita, waktu itu harus kita manfaatkan, dan biji itu harus kita tanam, jangan di buang percuma.

Keempat: Kita diajari agar kita punya semangat kerja yang tak pernah patah. Meski besok kiamat kita harus tetap bekerja, Meski hanya sebutur benih yang kita miliki, tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk berkata tidak ada guna. Prestasi gemilang, biasanya lahir karena desakan kesempatan yang sempit dan sulit. Segala yang besar berasal dari sesuatu yang kecil. “Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat kerjamu itu, Rasul-Nya, dan juga orang-orang yang beriman. Kemudian kamu dikembalikan kepada alam gaib dan alam nyata, lalu kamu tunjukan terhada apa yang telah kamu kerjakan.’ (At aubah: 105)

Kelima: Orang yang tidak bekerja hanya dengan mengukur sepanjang usianya saja, sekaligus hanya untuk target dunia semata. Orang harus bekerja dengan orientasi yang luas dan panjang. Untuk dirinya, untuk anak cucu, dan juga untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan target bukan semata untuk dipetik didunia, tetapi juga kehidupan yang lebih panjang yaitu di Akhirat. Ingat,”Akhirat lebih baik dan lebih kekal dari pada dunia” (Al-A’la: 17).

Jadi kita harus tetap bekerja,menanam kebaikan dan beramal sekecil apa pun, meski besok kiamat. Selama nyawa masih dikandung badan, selama kesempatan masih ada, rajin –rajinlah kita menanam kebaikan…



Masih ingat apa kata orang-orang tua dulu, bila kita berbuat jahat terhadap orang lain, suatu saat kita pasti akan menerima balasan yang sama atas kejahatan tersebut? Dengan situasi zaman modern seperti saat ini, apakah anda masih percaya dengan hukum karma?

intinya adalah Siapa yang menanam kebaikan ia bakal memetik buah manis kebaikan yang melimpah. Dan siapa yang menanam pohon kejahatan, tidaklah jatuh buahnya kecuali kepada dirinya sendiri.


0 Response to "Hukum Sebab Akibat..."

Post a Comment

ad size ad size ad size ad size ad size ad size

Artikel Menarik Lain nya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamu dapat berlangganan dan mendapatkan Artikel Terbaru dari e.com secara GRATIS hanya dengan memasukan alamat email address anda dibawah ini lalu pencet tombol SUBSCRIBE :

Delivered by FeedBurner